Box Layout

HTML Layout
Backgroud Images
Backgroud Pattern
  • Lestari Alam Laut Untuk Negeri
blog-img-10

Posted by : Ari Anggoro

Inovasi Pengembangan Rumah Edukasi Kelautan (Marine Edu-House) Tapak Paderi Provinsi Bengkulu

Ditahun ke tiga berdirinya LATUN ingin semakin konsen terhadap edukasi konservasi penyu dengan berupaya membangun rumah edukasi kelautan khususnya konservasi penyu. Konservasi merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat mencegah punahnya habitat penyu, mencegah adanya pemanfaatan penyu demi kepentingan pribadi, seperti penjualan telur, daging maupun cangkang. Konservasi juga dapat diartikan sebagai pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Konservasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk dapat melestarikan flora dan fauna, saat ini sudah banyak cara yang digunakan untuk mendukung konservasi salah satunya dengan konsep pariwisata (Fajar, 2016).

Menurut Satker Direktorat dan Konservasi taman Nasional Laut (2009), pendekatan konservasi penyu dapat dikombinasikan dengan edukasi berbasis masyarakat. Selain itu pengembangan edukasi berbasis penyu harus membuat desain ruang khusus akan menjadi sarana edukasi berbasis penyu yang memadai. Seperti konservasi penyu meliputi pusat informasi penyu, lokasi penetasan semi alami , lokasi pemeliharaan tukik, praktek pembelajaran konservasi penyu dan lokasi pelepasan tukik. Konstruksi rumah edukasi dengan bahan-bahan bangunan alami tetap memperhatikan kekuatan bangunan, seperti kayu, batang pohon, atap jerami, jalan batu, dll. Membuat bahan-bahan untuk promosi, seperti leaflet, poster, dan booklet. Melakukan promosi dan sosialisasi, misal melalui media cetak, media elektronik, presentasi ke lembaga-lembaga pendidikan.

Pengembangan rumah edukasi kelautan berbasis penyu harus tetap memperhatikan kondisi dan kenyamanan bagi penyu untuk bertelur di Pulau Tikus dan Teluk Sepang, mengingat sifat penyu yang sangat sensitif terhadap gangguan cahaya, suara, dan habitat. Di Pantai Tapak Paderi berdasarkan SK Dinas Pariwisata Kota Bengkulu Tahun 2020 tentang penetapan pemanfaatan lahan untuk LATUN dan Tahun 2021 dibangun rumah edukasi kelautan yang menarik bagi masyarakat dengan sarana yang lebih baik lagi.

Edukasi konservasi penyu telah dipraktikkan di beberapa negara, diantaranya Taman Laut Sabah di Malaysia, Fiji di Pasifik Selatan, Taman Nasional Tortugero dan Rio Oro di Costa Rica, Bahia Magdalena di Mexico, Zakynthos di Yunani dan Bali di Indonesia. Semua negara ini dalam tahap pengembangan ekowisata penyu sebagai salah satu strategi bagi konservasi (Waayers, 2006). Sedangkan di Provinsi Bengkulu, lembaga LATUN masih pada tahap inisiasi dalam pengembangan ekowisata konservasi penyu melalui Program Marine Edu Park: Rumah Edukasi Kelautan: Marine Edu-House. Tapak Paderi Kota Bengkulu. Tahun 2021dilaksanakan program Rumah Edukasi Kelautan (Marine Edu-House) oleh LATUN dengan bantuan CSR PLN PEDULI.

Rumah Edukasi Kelautan ini mengutamakan aspek konservasi alam, mempertimbangkan aspek pembelajaran dan pendidikan. Selain itu didukung dengan aksesibilitas yang sangat baik dengan atraksi wisata yang beragam, unik dan tidak dimiliki daerah Pantai Kota Bengkulu lainnya seperti Sunrise dan Sunset, Wisata Pantai, Haluan kemajuan Bahari Bengkulu menuju Pulau Tikus, Ekowisata penyu, Ekowisata Pulau Tikus, Kano, edukasi kelautan dll . Pengembangan rumah edukasi konservasi penyu di Tapak Paderi dapat menjadi salah satu solusi agar penyu tetap lestari. Terbukti dengan kerjasama selama ini dengan nelayan Tapak Paderi, kelompok nelayan Camar Laut telah menyerahkan secara sukarela penyu by-catch nelayan Pukek Irik sebanyak 30 ekor kepada LATUN. Selanjutnya setelah diresque dan tagging di LATUN sebanyak 15 tag (IDL 0936 -  0949), penyu tersebut dilepaskan kembali untuk kampanye pelestarian penyu dan ekosistem laut. Tagging merupakan bagian dari Manajemen Konservasi Penyu yang sering dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai data biologi, pergerakan, pendaratan, tempat membesarkan diri dan tingkat pertumbuhan (Balazs H.G., 1999). Melalui program ini dapat mewujudkan ‘’ Edukasi Penyu Berbasis Masyarakat” yang menjadi langkah positif untuk membangun wilayah pesisir dan masyarakat mampu menjadi terampil, inovatif sebagai guide education conservation sehingga masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi secara langsung dan mengerti pentingnya keberadaan ekosistem laut khususnya penyu.