TUKIK MENETAS DI PENANGKARAN KONSERVASI PENYU LATUN
Kota Bengkulu- 10 ekor tukik Penyu Hijau (Chelonia mydas) menetas di penangkaran penyu Perkumpulan LATUN di Tapak Paderi.
Tukik tersebut merupakan hasil penangkaran yang dilakukan Perkumpulan LATUN sebagai upaya melestarikan keberadaan penyu di Provinsi Bengkulu.
Syahrul, Mangaer Advokasi LATUN mengatakan,“Kami mendapatkan telur penyu ini hasil operasi dari pasar dan nelayan. Telur ini kami tangkarkan di Tapak Paderi di tempat Perkumpulan LATUN untuk menjaga agar telur bisa menetas. Saat ini Kami masih fokus kepada pelestarian hewan dilindungi seperti Penyu”.
“Nelayan di Bengkulu masih melakukan pengambilan telur dan daging Penyu, padahal Penyu dan telur Penyu adalah binatang yang dilindungi karena sudah hampir punah. Penyu sudah masuk Apendiks I dalam CITES (Conventon on International Trade in Endangered Species). Mengacu pada UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya beserta turunannya. Semua jenis penyu yang ada di Indonesia dilindungi dengan UU No. 5 tahun 1990 dan termasuk dalam daftar satwa dilindungi menurut PP. Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa”, tambahnya.
“Kami berharap BKSDA lebih berperan aktif dan tegas dalam menegakan aturan dalam konservasi, khususnya konservasi Penyu,”tambahnya.
“Kami sudah menginformasikan penetasan penyu ini kepada pihak BKSDA, dan LPSPL Serang yang ada di Bengkulu. Kami sudah bekerjasama dengan LPSPL Serang untuk konservasi Penyu di Bengkulu,”.ujarnya.
Saat ini 10 ekor tukik Penyu Hijau berada dalam perawatan dan pengamatan tim LATUN di Tapak Paderi.
Joky, anggota LATUN di konservasi Penyu mengatakan, “Penangkaran di LATUN menggunakan penangkaran semi alami, dengan media pasir laut dalam wadah ember besar yang suhunya terus dijaga antara 26-29 ?C. Tukik yang menetas saat ini hanya 10 ekor, persentasenya sangat kecil, hanya 20 % dari telur yang di tanam. Hal ini terjadi karena banyak faktor. Telur Penyu biasanya menetas setelah 50 – 60 hari setelah penyu bertelur. Saat ini Tukik kami tempatkan di kolam perawatan untuk menjaga agar tukik bisa lebih bertahan”.
“Kami mengharapkan masyarakat dan nelayan membantu upaya pelestarian Penyu. Penyu adalah binatang yang lama pertumbuhannya. Penyu berperan penting dalam ekosistem laut dan terumbu karang dengan memakan ubur-ubur dan alga yang menempel dan menggangu pertumbuhan terumbu karang,”imbuhnya.
Di Provinsi Bengkulu memiliki 4 jenis Penyu, yaitu penyu hijau (Chelonia myda), penyu sisik (Eretmochelys imbricate), penyu lekang (Lepidochelys olivace), penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Keberadaannyadi alam terus mengalami penurunan karena perburuan, mati terkena jaring nelayan atau karena polutan dan sampah di laut. Semoga konservasi yang dilakukan oleh LATUN terus berjalan dan mendapat banyak dukungan untuk kelestarian laut Bengkulu dan kesejahteraan nelayan skala kecil di Provinsi Bengkulu.